Menurut
Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk
para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan
adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas”.
·
Jenis dan bentuk Laporan Keuangan
Neraca (balance sheet)
Neraca merupakan laporan
yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan
yang.menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:
Staffel (Report Form)
Skontro ( T – Account Form)
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan Laba Rugi merupakan
laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang
tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan
sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. Bentuk
laporan laba rugi:
1) Multiple step
Contoh:
Penyusunan laporan laba-rugi
dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan
beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok
pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak
digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri. Bentuk laporan
rugi-laba Multiple step sebagai berikut:
2) Single step
Dalam bentuk single step
semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan
pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian
disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan
jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini
banyak digunakan dalam perusahaan jasa. Bentuk laporan Rugi laba single step
sebagai berikut:
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal
adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu
tertentu (periode tertentu). Hal-hal
yang menyebabkan perubahan modal:
Adanya setoran
tambahan/investasi dari pemilik
Adanya laba usaha
Adanya kerugian
Pengambilan untuk keperluan
pribadi
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan
laporan yang menunjukkan arus kas masuk (pendapatan) dan arus kas keluar
(biaya-biaya). Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode
tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta
penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.
·
Macam Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan mencakup perbandingan kinerja perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, evaluasi kecenderungan posisi
keuangan perusahaan sepanjang waktu. Analisis keuangan digunakan untuk menilai
kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha
atapun proyek
Analisis keuangan seringkali
menilai suatu usaha berdasarkan :
Profitabilitas adalah
kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Solvabilitas adalah
kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan
membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan
seluruh kewajiban terhadap ekuitas.
Likuiditas adalah kemampuan
perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur
dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Stabilitas adalah kemampuan
perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus
menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba
rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator
keuangan dan non keuangan lainnya.
Cara Perhitungannya :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan
hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Posisi
likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
- Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar = aktiva lancar
kewajiban lancar
- Rasio Cepat (Acid Test)
Rasio ini berguna untuk
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan
persediaan.
Rasio Cepat = aktiva lancar – persediaan
kewajiban lancar
2. Rasio Pengelolaan Aktiva
Rasio pengelolaan aktiva ini
mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga untuk
melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang
disajikan tidak terlalu tinggi, terlalu rendah.
- Rasio perputaran persediaan (inventory
turnover ratio)
Rasio ini bertujuan untuk
menunjukkan perputara persediaan perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran
persediaan, maka semakin besar tingkat keberhasilan perusahaan .
Rasio Perputaran Persediaan
= penjualan
persediaan
- Rasio Periode Penagihan Rata-Rata (Day Sales
Outstanding – DSO)
Rasio ini digunakan untuk
menaksir berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan.
DSO = piutang = piutang
rata-rata penjualan/hari
penjualan tahunan/360
- Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets
turn over ratio)
Rasio ini berfungsi untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya (pabrik,
mesin, peralatan, dll.)
Rasio Perputaran Aktiva
Tetap = penjualan
total
aktiva
3. Rasio Manajemen Utang
Pembiayaan perusahaan bisa
bersumber dari dua pihak; pembiayaan internal atau pembiayaan dari pihak luar
(kreditur) melalui utang. Pembiayaan dengan utang atau sering disebut leverage
memiliki dampak yang serius bagi perusahaan jika perusahaan ingin mendapatkan
tambahan modal melalui utang. Calon kreditur pasti akan sangat-sangat
memperhatikan rasio-rasio ini.
- Rasio Total Utang terhadap Total Aktiva (debt
ratio)
Rasio ini berfungsi untuk
mengukur persentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan oleh kreditur.
Debt ratio = total hutang
total aktiva
Rasio Kelipatan Pembayaran
Bunga (time-interest-earned – TIE)
Rasio TIE ini mengukur
seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat
memenuhi beban bunga tahunan. Kegagalan memenuhi kewajiban ini akan
mengakibatkan adanya tindakan hukum dari pemberi pinjaman. Lebih jauh,
kegagalan memenuhi kewajiban tersebut juga mungkin menyebabkan kebangkrutan.
TIE = EBIT
Beban bunga
- Rasio Cakupan Beban Tetap (fixed charge
coverage ratio)
Fungsi rasio ini serupa
dengan rasio kelipatan pembayaran bunga, tetapi rasio ini melihat lebih jauh
karena mengakui bahwa ada aktiva perusahaan yang disewa (lease) dan harus
melakukan pembyaran dana pelunasan (sinking fund)
Rasio cakupan beban tetap = EBIT + pembayaraan lease
Beban bung+pembayaran
lease+pembayaran dana pelunasan
(1-tarif
pajak)
4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas atau laba
adalah hasil dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Hasil dari penerapan
strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Rasio profitabilitas ini menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang
terhadap hasil operasi.
- Marjin Laba Atas Penjualan
Rasio ini akan menunjukkan
tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam setiap nilai rupiah
penjualannya.
Marjin laba penjualan = laba
bersih persediaan utk pemegang saham
penjualan
Rasio BEP (Basic Earning
Power)
Rasio ini menunjukkan
kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Rasio ini juga
berguna untuk membandingkan perusahaan dengan situasi pajak yang berbeda dan
tingkat utang yang berbeda.
Rasio BEP = EBIT
Total aktiva
Pengembalian atas Total
Aktiva (ROA – Return on Asset)
Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas penggunaan seluruh aktivanya
dalam kegiatan operasinya.
ROA = laba bersih persediaan
utk pemegang saham biasa
Total aktiva
Pengembalian atas Ekuitas
Saham Biasa (Return on common equity – ROE)
Rasio ini berfungsi untuk
mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.
ROE = laba bersih persediaan
utk pemegang saham biasa
Ekuitas saham biasa
5. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)
Rasio nilai pasar memberikan
manajemen petunjuk mengenai apa yang akan dipikirkan investor mengenai kinerja perusahaan pada
suatu periode serta prospek perusahaan tersebut pada periode yang akan datang.
Jika rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen hutang, dan rasio
profitabilitas perusahaan baik, maka rasio nilai pasarnyapun akan menjadi
tinggi. Lebih jauh, harga saham perusahaanpun akan setinggi nilai yang
diharapkan.
- Rasio Harga-Laba (price-earning ratio)
Rasio ini menunjukkan jumlah
rupiah yang akan dibayarkan kepada investor untuk setiap rupiah yang dia
tanamkan pada perusahaan.
Rasio Harga-Laba = harga per saham
laba per saham
- Rasio Nilai Pasar/Buku (market/book ratio)
Rasio nilai pasar buku ini
memberikan indikasi bagi manajemen perusahaan mengenai bagaimana pandangan
investor terhadap perusahaan. Perusahaan yang tingkat ekuitasnya tinggi pada
umumnya akan menjual sahamnya lebih tinggi beberapa kali dari nilai bukunya.
Rasio nilai pasar/buku
= harga per saham
Nilai buku per saham
Sumber : analisis manajemen
keuangan.pdf diakses pada 16 September 2014 jam 20.30
Seci Harpian School
Laporan Laba-Rugi Januari- Desember
Pendapatan
1. SPP 1000 x 500.000 x 12 6.000.000.000
2. Osis 1000 x 200.000 x12 200.000.000 +
6.200.000.000
Biaya-Biaya
1.Gaji guru + pegawai 145.000.000 x 12 1.740.000.000
2.Kurikulum 30.000.000 x 2 60.000.000
3.Pembelajaran 6.000.000 x 10 60.000.000
4.Osis + Ekskul 5.000.000 x 12 60.000.000
5.ATK 1.000.000 x 12 12.000.000
6.Penyusutan Bangunan 317.500.000
7.Penyusutan Sekolah 330.000.000
8.Biaya Promosi 50.000.000
9.TAL 10.000.000 x 12 120.000.000
10.BLL 5.000.000 x 12 60.000.000 +
Total Biaya 2.824.500.000
EBIT 3.375.500.000
Bunga 12% x 3.000.000.000 360.000.000 _
EBT 3.015.000.000
Tax/pph
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
35% x 2.515.000.000 = 880.425.000 +
Tax 975.425.000 -
EAT 2.039.575.000
Laporan Perusahaan Modal Tahun 2012
Modal 1 Januari 16.450.000.000
Pembagian laba/SHU 750.000.000
Laba tahun 2012 2.039.575.000
Modal 31 des 18.239.575.000
Neraca per 31/1/2013
Aktiva Lancar
- Kas 42.750.000 Utang Lancar 5.500.000
- Bank 155.500.000 Utang JP 3.000.000.000 +
- Perlengkapan 75.000.000 Total Utang 3.005.500.000
- Piutang SPP 125.000.000 +
Total aktiva lancar 523.000.000 Modal 18.239.575.000
Total Utang + Modal 21.245.075.000
Aktiva tetap
- Gedung 9.525.000.000
- Penyusutan gedung 317.500.000 _
9.207.500.000
Peralatan 5.000.000.000
Penyusutan Peralatan 330.000.000 _
4.670.000.000
ATT W 2.844.325.000
Total Aktiva 21.245.075.000
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar
Aktiva Lancar = 4.523.250.000
Utang Lancar 5.500.000
= 822,4 x 100%
= 822%
Kesimpulan : Setiap Rp. 882 yang dimiliki oleh sekolah, digunakan untuk membayar Rp. 1 utang yang dimiliki oleh sekolah
Rasio Profitabilitas
Dividen kas = 750.000.000 = 4,62 %
Laba Bersih 16.000.000.000
Kesimpulan : Dalam 1 tahun, sekolah mendapat laba 4,62 %
Rasio Solvabilitas
Total Utang = 3.005.500.000 = 14,15 %
Total Harta 21.245.075.000
Kesimpulan : Dari total harta yang dimiliki sekolah 14,15% nya dari utang