Minggu, 21 Desember 2014

Unit Cost Dan Analisis Break Even

Pengertian Unit Cost

Menurut Hansen dan Mowen (2005):
Unit cost adalah sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Unit cost adalah biaya per unit produk, yang secara sistematis dapat didefinisikan sebagai nilai pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan.
Manfaat dari unit cost adalah:
Membantu manajemen dalam menilai dan meninjau positioning biaya terhadap suatu biaya yang dikeluarkan di masa depan.
Memberi masukan atau acuan dalam mengusulkan tariff baru berdasarkan perhitungan biaya perunit.

Pengertian Break Event Point

Break Event Point adalah titik impas dimana keadaan jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan atau kegiatan. Dan dapat menganilisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapat keuntungan atau profit.

Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total biaya).

Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian.

 Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.

Break event point sangat penting kalau kita membuat suatu usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur diantara manfaatnya adalah
a) Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
b) Memberikan informasi mengenai berbagai kegiatan atau tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
c) Mengevaluasi laba dari perusahaan atau organisasi secara keseluruhan.
d) Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti oleh orang yang melihat dan membaca nya.

Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya Break event point (BEP) dalam usaha yang kita rintis, komponen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.


Salah satu kelemahan dari Break Event Point (BEP) yang lain adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produksi jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditentukan dalam kenyataan dan prakteknya.


Break Event Point (BEP) memerlukan komponen penghitungan dasar yaitu:
Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yiatu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin.
Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku dan biaya listrik.
Selling price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk menganalisis BEP ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
1. Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus dihasilkan untuk mendapatkan titik impas : BEP = FC/ (P-VC)

2. Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas : FC/ ( 1- (VC/P)) *penghitungan (1- (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit
Contoh:
Total biaya tetap senilai Rp. 100 juta
Total biaya variabel per unit senilai Rp. 60 ribu
Harga jual barang per unit senilai Rp. 80 ribu

Penghitungan BEP Unit
BEP = FC/ (P – VC)
BEP = 100.000.000/ ( 80.000 – 60.000)
BEP = Rp 5000

Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp. 400.000.000

Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba)/ (P – VC)
Menghitung target laba ini, FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar RP 80 juta per bulan.

BEP – Laba = (FC + target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = ( 100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 180.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 9.000 unit
BEP – Laba = Rp. 720 juta ( 9.000 unit x Rp. 80.000)
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp. 720 juta.

Pengertian Biaya Tetap


Biaya tetap adalah biaya yang tidak dapat berubah selama periode tertentu, tetapi dapat berubah secara total dengan kondisi perubahan yang besar dari sebuah aktivitas atau volume. Biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun kegiatan bisnis meningkat atau menurun. Meskipun bebrapa jenis biaya tampak tetap, namun dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Jika semua kegitan menurun sampai nol dan tidak ada prospek bagi kegiatan tersebut untuk meningkat, perusahaan akan melakukan likuidasi dengan demikian perusahaan menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan meningkat samapi melebihi kapasitas yang ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan untuk mengimbangi kelebihan volume tersebut.


Apabila manjemen mengharapkan permintaan atas produk perusahaan akan meningkat samapi melebihi kapasitas dari fasilitas fasilitas produk saat ini, maka manajemen harus mengupayakan tambahan pabrik dan peralatan, tenaga kerja dan mungkin penyelia untuk dapat memproduksi barang sampai tingkat tertentu yang diperlukan untuk memenuhi permintaan. Akibatnya, perusahaan akan mengalami peningkatan biaya overhead pabrik yang tetap.


Untuk itu, jenis pengeluaran tertentu harus digolongkan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang kegiatan yang terbatas. Rentang kegiatan yang terbatas ini disebut dengan rentang yang releva. Total biaya tetap akan berubah diluar rentang kegiatan yang relevan. Perubahan biaya tetap pada tingkat kegiatan yang berbeda dan rentang yang relevan.


Beberapa pengeluaran mendapatkan karakteristik sebagi biaya tetap berdasarkan kebijakan manajemen. Misalnya, besarnya pengeluaran iklan dan jumlah kontribusi anam ditentukan oleh manajemen dan biaya – biaya tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan penjualan atau kegiatan produksi. Biaya-biaya tersebut kadang-kadang disebut beban tetap yang diprogramkan. Pengeluaran yang memerlukan serangkaian pembayaran selama periode waktu yang panjang sering disebut beban tetap terikat. Contohnya bunga atas hutang jangka panjang dan biaya sewa atas perjanjian leasing jangka panjang.

Contohnya adalah pajak. Dimana pembayaran pajak selalu di keluarkan secara rutin setiap tahunnya dalam jumlah yang sama. total uang kuliah yang harus dibayarkan setiap semester. Dalam komposisi pembayaran uang kuliah, SPP merupakan biaya tetap karena jumlah yang akan kita bayarkan tidak berubah meskipun kita berada di semester 1 ataupun di semester 10.

Biaya Variabel

Biaya variabel adalah jenis biaya yang dapat difungsikan untuk melengkapi biaya tetap dan bersifat dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah unit yang diproduksinya ataupun banyaknya aktiftas yang dilakukan. Pada biaya ini, jumlah yang akan kita keluarkan per unit atau per aktivitas berjumlah tetap sedangkan untuk biaya secara total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit yang akan diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan.

Biaya variabel meningkat secara proporsional dengan peningkatan kegiatan dan menurunnya secara proporsional dengan penurunan kegiatan. Biaya variabel ini meliputi biaya bahan langsung, pekerja langsung, bahan penolong tertentu, pekerja tidak langsung tertentu, biaya karena perkakas yang mudah rusak, biaya pengerjaan ulang, dan biaya karena kerusakan yang normal. Biasaya biaya variabel dapat secara langsung diidentifikasi dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut.


Hubungan antara kegiatan bisnis dan biaya variabel yang ditimbulkannya biasanya dianggap seakan-akan bersifat linear yaitu total biaya variabel dianggap meningkat dalam jumlah yang konstan untuk peningkatan setiap unit kegiatan. Namun, hubungan yang seharusnya sangat jarang bersifat linear secara semourna pada seluruh rentang kegiatan yang mungkin, keefesienan produksi biasanya menurun pada saat beban kerja lebih ringan daripada yang normal dan pada keadaan yang eksterm pada saat tenaga kerja dan mesin-mesin digunakan sampai pada batas kapasitas.


Pada saat volume kegiatan meningkat sampai ke tingkat tertentu, barangkali manajemen akan menambah mesin produksi yang baru dan lebih efisien atau mengganti mesin-mesin yang ada sekarang dengan mesin-mesin yang lebih produktif. Akibatnya, biaya kegiatan per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan. Dalam rentang kegiatan tertentu, rentang yang relevan, hubungan antara kegiatan dan biaya variabelnya kurang lebih bersifat linear.


Tarif biaya variabel yang konstan merupakan perkiraan dari hubungan antara biaya variabel dan kegiatan yang berkaitan dengannya dalam rentang yang relevan. Untuk merencanakan dan mengendalikan biaya variabel dengan efektif, keadaan yang memungkinkan terjadinya peningkatan biaya harus sering ditinjau untuk memastikan apakah biaya variabel per unit kegiatan telah berubah , pada saat keadaan berubah atau tingkat kegiatan berada di luar rentang yang relevan harus membuat tariff biaya variabel yang baru.
Contoh : biaya sks yang merupakan biaya variabel, yang besar jumlahnya tergantung pada jumlah sks yang kita ambil x biaya per sks yang telah ditetapkan.

Menghitung Unit Cost

Diketahui bahwa perusahaan ABC bergerak dibidang garment, dimana setiap bulannya biaya total cost adalah 50 juta dan perusahaan juga memiliki biaya output yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jadi biaya total output yang dikeluarkan perusahaan adalah 25 juta. Bagaimanakah cara penghitungan unit cost pada perusahaan ABC tersebut?
Jawaban :
Diketahui: biaya total cost : 50 juta
Biaya total output : 25 juta
Ditanya : unit cost?
Jawaban: unit cost = TC / TO
= 50.000.000 / 25.000.000
= 25.000.000

Menghitung Break Event Point

Diketahui bahwa perusahaan XYZ bergerak di bidang garment, dimana setiap bulan biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut adalah 50 juta dan untuk biaya variabel per unit barang di perusahaan tersebut adalah 4 juta dan harga jual per unit barangnya adalah 5 juta. Dan kapasitas produksi maksimal 1 juta.
Bagaimanakah cara perhitungan break even point dari perusahaan tersebut?
Jawaban :

BEP (Q) = FC/ P – V
= 50.000.000 / 5.000.000 - 4.000.000
= 50 unit
Atau
P – V = contribution margin = 5.000.000 – 4.000.000 = 1.000.000
BEP (Q) = FC / Contribution margin
= 50.000.000 / 1.000.000
= 50 unit

BEP (P) berdasarkan harga penjualan rupiah
= FC / 1 – TVC / S
KET
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q = 5.000.000 x 1.000.000 = 5.000.000
Total variabel cost (TVC) = VC x Q = 4.000.000 x 1.000.000 = 4.000.000

BEP (Rp) = FC / (1 – (TVC /S))
= 50.000.000 / (1 – (4.000.000 / 5.000.000))
= 250.000.000
BEP (Q) = BEP (RP) / P
= 250.000.000 / 5.000.000
= 50
Contribution margin ratio atau contribution to fixed cost =
1 – 4.000.000 / 5.000.000 = 0,2
Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubah fixed cost 0,6 atau 60%.

Peranan unit Cost dan analisis break event dalam keuangan pendidikan.


 Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per muridtahun anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah serta banyaknya murid sekolah ( Fattah, 2000:27). Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi peneglolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalamnya implementasi manajamen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencankaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan sumber dana ini merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan baguan yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan.

Jenis-jenis biaya pendidikan ini ditanggung oleh orang tua siswa baik yang langsung dibayarkan kepada sekolah maupun yang dibelanjakan sendiri oleh siswa sangat perlu untuk diketahui oleh pengelola sekolah. Hal ini penting untuk diketahui dalam rangka menentukan kebijakan yang lebih operasioanl tentang pembiayaan pendidikan pada tingkat sekolah. Apabila jumlah pengeluaran siswa untuk masing-masing komponen dapat diketahui, maka dalam rangka mengurangi beban keluarga miskin pemerintah dapat menetapkan komponen-komponen tersebut yang dapat disubsidi dan untuk berapa banyak subsidi tersebut dapat diberikan. (Supriado, 2003:125). Manfaat dengan diadakan ini agar sekolah dapat mengetahui pengaruh biaya yang dikeluarkan oleh orang tua siswa baik yang langsung maupun yang tidak langsung dibayarkan kepada sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

Biaya pendidikan yang selalu naik, dengan perhitungan pembiayaan dalam satuan Unit Cost = biaya. Tinjauan unit cost ini data bermacam-macam menurut luasnya faktor yang diperhitungkan. Unit cost lengkap adalah perhitungan unit cost berdasarkan fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaran pendidikan seperti gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil, pembiayaan bahan dan alat dihitung secara keseluruhan program baik yang tergolong dalam kurikulum yang ekstra kurikuler.


Adapun tariff UKT berada disetiap prodi karena disesuaikan dengan kebutuhan prodi masing-masing. Dalam hal ini pihak universitas menyerahkan sepenuhnya kepada prodi dalam hal penentuan tarif UKT dengan alasan pihak prodi lah yang lebih mengetahui kebutuahan mahasiswa. Jika suatu prodi memiliki jumlah praktikum yang banyak maka tariff UKT pun lebih tinggi karena biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum, sebaliknya apabila prodi tidak memiliki praktikum maka tariff UKT lebih murah.


Penentuan tariff UKT telah melalui proses perhitungan yang matang. Semua angka biaya sudah melalui proses audit. Penentuan tariff UKT diawali dengan menghitung unit cost. Penghitungan unit cist berlaku sama di setiap perguruan tinggi. Yang mendapatkan Bantuan Operasioanal Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) bukanlah dana yang dijadikan pemasukan (input) tetapi justru dijadikan sebagai pengurangan.Jadi, UKT diperoleh dari unit cost yang dikurangi pembiayaan pemerintah dan BOPTN.
Unit Cost = biaya langsung + biaya tidak lansung
UKT = Unit Cost – pembiayaan dari pemerintah – BOPTN


Unit cost setengah lengkap adalah cara memperhitungkan biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur-angsur habis walaupun jangka waktu yang berbeda. Kapur tulis misalnya tidak seimbang jangka waktu habisnya jika dibandingkan dengan meja dan kursi yang dipakai siswa. Dalam perhitungan ini unit cost setengah lengkap ini masih dipersoalkan kedudukan biaya personil dan barang-barang yang secara tidak langsung berhubungan dengan siswa.


Unit cost sempit adalah unit cost yang diperlukan hanya untuk memperhitungkan biaya langsung berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran dan alat peraga. Dengan memperhitungkan unit cost ini maka dapat diketahui manakah diantara bidang-bidang pelajaran yang diberikan di sekolah yang paling mahal unit costnya.

Minggu, 07 Desember 2014

Penjualan Jasa Pendidikan


Pengertian Harga Pokok Penjualan


Kegiatan perusahaan dagang adalah menjual barang-barang yang sebelumnya dibeli. Nilai penjualan yang diterima dicatat sebagai Penjualan, sedangkan nilai beli yang dikeluarkan untuk barang yang dijual dicatat sebagai Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold).

Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu unsur atau elemen dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang yang menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan pengembangan.

Pengertian HPP menurut para ahli ialah:

Harga pokok penjualan menurut Lie Dharma Putra, definisi Harga Pokok Penjualan adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok penjualan adalah cost yangterlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsungdengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.

Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2002:72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan:
  1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
  2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan


Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah unsur-unsur yang membentuk HPP. Unsur-unsur yang membentuk Harga Pokok Penjualan antara lain persediaan awal, persediaan ahir, dan pembelian bersih barang dagangan.
Secara lebih detail tentang unsur-unsur tersebut simaklah pembahasan berikut ini:
  • Persediaan awal Barang dagangan (initial inventory)
Persediaan awal barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang tersedia pada awal suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal perusahaan dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan atau laporan neraca tahun sebelumnya.
  •       Persediaan ahir barang dagangan (end inventory)
Persediaan ahir barang dagangan merupakan persediaan barang-barang pada ahir suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan ahir perusahaan akan diketahui dari data penyesuaian perusahaan pada ahir periode.
  •        Pembelian bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

Rumus Perhitungan Harga pokok penjualan:


Persediaan barang dagang pada awal periode

+

Pembelian bersih selama periode

=

Persediaan tersedia dijual

-

Persediaan barang dagang pada akhir periode

=

Harga Pokok Penjualan

 atau bisa disingkat:


Hpp = {(Persediaan awal)+(pembelian bersih)- (Persediaan akhir)}
 
 Keterangan:
Pembelian bersih     = (Pembelian + biaya angkut pembelian ) –

                                    (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)



Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) :
Dalam neraca saldo sebagian perusahaan Ceria terdapat data seperti nampak dibawah ini

PD. CERIA
Neraca Saldo Sebagian
Per 17 November 2013
No. Akun
Nama Akun
Debit
Kredit
115
Persediaan barang dagang
Rp. 7.500.000

511
Pembelian
Rp. 24. 950.000

512
Potongan Pembelian

Rp. 276.000
513
Retur Pembelian

Rp. 1.350.000

Dari data tersebut terlihat saldo unsur-unsur HPP yaitu Persediaan awal pada neraca saldo sebagian dan persediaan ahir pada data penyesuaian, serta elemen pembelian bersih pada neraca saldo sebagian seperti pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian. Meskipun dalam data tersebut tidak terdapat biaya angkut pembelian, namun proses perhitungan HPP dapat dilakukan sebgai mana mestinya.


Hpp = {(Persediaan awal)+(pembelian bersih)- (Persediaan akhir)}
 
 
Hpp = {(Persediaan awal)+(pembelian bersih)- (Persediaan ahir)}
HPP = {(Persediaan awal) + (Pembelian - retur pembelian - potongan pembelian)-
            (Persediaan ahir)}
HPP = {(7.500.000) + (24.950.000 - 276.000- 1.350.000) - (7.900.000)}
HPP = {7.500.000 + 23.324.000 - 7.900.000}
HPP = Rp 22.924.000.


Proyeksi Penjualan


Apa itu Proyeksi Penjualan?
  • Proyeksi penjualan dilakukan berdasarkan data dan fakta, baik dari bisnis kita maupun dari kondisi global lainnya
  • Proyeksi atau perkiraan jumlah penjualan produk pada masa yang akan datang merupakan bagian kegiatan menyusun rencana penjualan.
  • Penyusunan rencana penjualan pada tahun mendatang disebut sales forecasting sedangkan jumlah penjualan produk yang direncanakan disebut sales forecast
  • Proyeksi jumlah penjualan merupakan tumpuan rencana strategis. Proyeksi penjualan merupakan salah satu pegangan untuk merencanakan berbagai kegiatan manajemen.
  • Proyeksi penjualan merupakan bahan masukan untuk menyusun jadwal produksi dan proyeksi penjualan digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk mengevaluasi jumlah, sarana produksi, anggaran penjualan dan kualifikasi tim penjualan apakah sudah cukup memadai.
Pertimbangan Proyeksi Penjualan:

Membuat proyeksi penjualan tidak luput dari beberapa pertimbangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam membuat proyeksi penjualan, yaitu:
  • Faktor Internal, yaitu:
1.    Modal yang harus dimiliki,
2.    Kapasitas produksi,
3.    Kemungkinan investasi,
4.    Sumber daya manusia dll.
  • Faktor eksternal, yaitu:
1.    Keadaan pasar,
2.    Posisi perusahaan dalam pasar tersebut,
3.    Persaingan,
4.    Tingkat pertumbuhan penduduk,
5.    Kebiasaaan di masyarakat dl

Jumat, 05 Desember 2014

Capital Budgeting

Konsep Capital Budgeting


Capital budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang yang merupakan keputusan-keputusan penting yang harus diambil. Semua itu memerlukan pengeluaran untuk modal dan akan kembali secara bertahap melalui keuntungan/ manfaat di masa mendatang.

Pengambilan keputusan dalam pengeluaran modal (capital expenditure/ budgeting) memerlukan 4 tahap penting sebagai berikut:
· Membuat beberapa alternative proyek investasi
· Mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing alternative tersebut
· Memilih satu alternative
· Menerapakan keputusan

Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang modal untuk dapat dipilih yaitu, payback period (PB), return on investment (ROI, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability Index.

Pay Back Period

Payback Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Rumus yang digunakan dalam menghitung payback period yaitu:

· Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda

Payback Period = n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + ³

· Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
  Payback Peiod   = (investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
  Payback Period  = outlay       x 1 tahun
                               Proceed


· jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
· jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

Net Present Value

Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present Value dari keseluruhan investasi. Net Present Value (nilai sekarang bersih) merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang.
penghitungan NPV menggunakan tabel bunga dan cash flow setiap tahun jumlahnya sama, digunakan rumus sebagai berikut:
NPV = (Cash flow x Discount factor) – Original investment

Internal Rate of Return

IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). Rumus:


Penerapan Capital Budgeting dalam Keuangan Pendidikan


Manfaat capital budgeting dalam lembaga kkeuangan pendiidkan lebih berguna sebagai alat kontrol keuangan. Di lembaga pendidikan diperlukan adanya perencanaan anggaran yang matang dan kontrol yang lebih baik untuk mengawasi biaya yang akan dibelanjakan. Kontrol dalam anggaran diperlukan untuk melihat apakah biaya yang dikeluarkan selama ini sudah melewati limit anggaran atau tidak. Lembaga pendidikan juga dapat mempertimbangkan berbagai program atau investasi yang perlu dijalankan atau bahkan dihentikan di tengah jalan.

Sabtu, 22 November 2014

Time Value of Money

Konsep Time Value of Money


Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.

Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang diterima saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa akan datang.

Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll.

Manfaat Time Value of Money


Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya.

Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.

Kerugian Time Value of Money


Kerugiannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apbila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi.

Nilai Masa Depan (Future Value)


merupakan nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu.


RUMUS:
 FV = Po (1+i)n

Keterangan :
FV : Nilai pada masa yang akan datang
Po : Nilai pada saat ini
i : Tingkat suku bunga
n : Jangka waktu


CONTOH:

Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk mebeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18 % per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb pada akhir tahun ke 5?
FV = Po (1+r)n
FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5
FV = Rp 11,438,789
Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789

Nilai Hari Ini (Present Value)


merupakan nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode.

RUMUS:
PV = Po (   1  )  
               (1+r)n 

Keterangan :
PV : Nilai sekarang
Po : NIlai di masa yang akan datang
r : Tingkat suku bunga
n : Jangka waktu.


CONTOH :

Tn B akan menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa nilai uang yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat bunga 20 % per tahun?

PV = Rp 40,000,000 x ( 1 )
(1+0.2)6
= Rp 13,396,000

Nilai uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada tingkat bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.

Minggu, 16 November 2014

Manajemen Aktiva Tetap dan Aktiva Tetap Tidak Berwujud serta Penyusutan dan Amortisasi

 Pengertian aktiva tetap (fixed assets/non current assets)


Aktiva tetap/tidak lancar adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam waktu lama (lebih dari satu periode akuntansi). Aktiva tersebut digunakan sendiri dalam kegiatan normal perusahaan serta mempunyai nilai material (relative besar nilainya).

Yang termasuk aktiva tetap antara lain tanah, gedung/bangunan, mesin-mesin, kendaraan, peralatan toko, peralatan kantor.

Definisi aktiva tetap menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) tahun 1985 yaitu “asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu

Klasifikasi aktiva tetap secara umum terdiri atas:
Aktiva Tetap Berwujud (fixed asset)
Aktiva Tetap Tidak Berwujud (intangible asset)

Berikut penjelasan harga perolehan dari beberapa jenis aktiva tetap berwujud:
1. Tanah
Tanah yang dimanfaatkan untuk aktivitas atau operasional perusahaan akan dicatat pada rekening tanah. Tanah tersebut akan dicatat dalam rekening investasi jangka panjang apabila tanah tersebut tidak digunakan untuk usaha perusahaan. Beriky elemen harga perolehan tanah:
a. Harga Beli
b. Biaya Penelitian Tanah
c. Komisi Pembelian
d. Bea Balik Nama
e. Biaya Untuk Merobohkan Bangunan Lama
f. Iuran-Iuran Atau Pajak Tanah

2. Gedung dan Bangunan
Gedung atau bangunan yang diperoleh dengan cara dibeli, maka harga perolehannya harus dialokasikan ke dalam tanah dan gedung. Berikut biaya yang dikapitalisasi untuk memperoleh gedung tersebut:
a. Harga Beli
b. Komisi Pembelian
c. Biaya Perbaikan Sebelum Gedung Dimanfaatkan
d. Pajak-Pajak Pembeliam Yang Menjadi Tanggung Jawa Pembeli
e. Bea Balik Nama

3. Mesin Dan Alat-Alat
Harga perolehan dari mesin dan alat-alat diantaranya:
a. Harga Beli
b. Biaya Angkut
c. Pajak-Pajak Yang Menjadi Tanggungan Pembeli
d. Biaya Pemasangan
e. Asuransi Ketika Dalam Perjalanan
f. Biaya Saat Percobaan Mesin

Pengertian aktiva tetap tak berwujud (intangible fixed assets)


Aktiva tetap tak berwujud adalah semua aktiva yang tidak dapat disimpan dalam bentuk persediaan dan dipegang bentuknya tetapi dapat dirasakan. Aktiva tidak berwujud ini merupakan hak milik perusahaan dan kepemilikannya dilindungi ileh undang-undang. Contohnya hak cipta, hak paten, merk dagang, hak sewa atau kontrak, hak monopoli.

Hak istimewa yang dimiliki oleh perushaan dan memiliki nilai namun tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk aktiva tidak berwujud antara lain:
goodwill, yaitu nilai-nilai yang dimiliki perushaan yang timbul karena adanya keistimewaan-keistimewaan tertentu, seperti letak yang sangat strategis dan nama yang sudah sangat terkenal.
hak paten, hak yang diberikan kepada perseorangan atau badan usaha untuk menemukan penemuan baru
hak cipta, hak yang diberikan kepada perseorangan atau badan usaha untuk memperbanyak/menjual barang-barang hasil karya/seni
merk dagang, hak yang diberikan kepada pemerintah kepada badan usaha untuk menggunakan nama, cap, atau lambing bagi usahanya
franchise, yaitu hak istimewa yang diperoleh perusahaan/perseorangan dari pihak lain untuk mengkormersilkan produk teknik atau formula tertentu.

Aktiva/sarana prasana sekolah (SPP)
Aktiva/sarana prasarana sekolah adalah asset yang dimiliki oleh suatu lemabaga sekolah dalam menunjang terjadinya proses pembelajaran siswa dan guru. Sekolah tidak bisa terlepas dari sarana dan prasarana sekolah. Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.

Penyusutan dan Amortisasi


Pengertian Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa yang diestimasi (yang berjangka waktu). Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aktiva dibebankan secara bertahap.

Untuk menghitung besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi dua golongan yaitu:
Harta berwujud yang bukan berupa bangunan
Harta berwujud yang berupa bangunan

Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 4 tahun
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8 tahun
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 16 tahun
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 20 tahun

Harta berwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu:
Permanen : masa manfaat 20 tahun
Tidak permanen : bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.

Metode Perhitungan Penyusutan:
1. Berdasarkan kriteria waktu
1. Metode garis lurus
2. Metode pembebanan angka menurun
2. Metode jumlah angka tahun
3. Metode saldo menurun/saldo menurun ganda
4. Berdasarkan kriteria penggunaan
Metode jam jasa
Metode jumlah unit produksi


Pengertian Amortisasi

Pada UU PPh menggunakan istilah harta tak berwujud tidak dengan asset tetapi mempunyai pengertian yang sama dengan asset dalam SAK. Seperti yang telah dilakukan pada asset tetap berwujud, nilai asset tetap tah berwujud harus juga dilakukan penyusutan yang disebut juga dengan Amortisasi.
Pengertian asset tak berwujud adalah asset tak lancar (non-current asset) dan tak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi asset yang lain (PSAK no 19). Termasuk dalam asset tak berwujud adalah hak paten, Good Will, hak merk.

Harta tak berwujud digolongkan menjadi:
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 4 tahun.
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 8 tahun
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 16 tahun
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 20 tahun

Ketentuan mengenai amortisasi harta tak berwujud di atur dalam pasal 11 A UU PPh sebagai berikut:
Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan di amortisasi sesuai tarif dalam Kelompok Harta Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan table masa manfaat dan tariff amortisasi Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain dibidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi.

Metode satuan produksi diakukan dengan menerapkan persentasi amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang dapat diproduksi.

Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya, dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20% setahun.

Minggu, 09 November 2014

Manajemen Piutang

Konsep Piutang


Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.

Piutang dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
  1. Piutang usaha/piutang terhadap langganan
  2. Piutang yang akan diterima.
Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:
  • Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti wesel tagih dan bon.
  • Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.
  • Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
  1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal.
  2. Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun.
  3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih).
  4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih

Penerapan Manajemen Piutang dalam keuangan pendidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan penggunaan anggaran yang telah dilaksanakan serta hasil yang dicapai secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan sebagai mekanisme akuntabilitas pertanggungjawaban pengelolaan anggaran.

dalam rangka keseragaman penatausahaan dan akuntansi Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikandan Kebudayaan perlu disusun Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari POS Pengelolaan Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain:
  1. Memberikan pedoman yang seragam bagi pejabat perbendaharaan dan petugas pelaporan keuangan pada Kantor/Satker di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam melaksanakan pencatatan dan penyajian Piutang PNBP yang wajar dalam laporan keuangan;
  2. Mendukung penyelenggaraan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang menghasilkan informasi piutang yang wajar;
  3. Memberikan informasi yang wajar dan tepat waktu mengenai piutang
Jenis-jenis piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari:
  1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa,dan Jasa. yaitu: a) Piutang dari Pendapatan Penjualan adalah piutang yang timbul karena adanya perpindahan hak penguasaan barang kepada pihak lain, sedangkan Kantor/Satker baru menerima sebagian pembayaran dan sisa pembayaran diangsur/dicicil sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati; b) Piutang dari Pendapatan Sewa, adalah piutang yang timbul karena kegiatan sewa hak guna usaha/guna pakai dimana penyewa tidak mempunyai hak untuk membeli objek yang di sewa dengan sistem pembayaran secara berkala; c)Piutang dari Pendapatan Jasa, adalah piutang yang timbul karena perikatan/perjanjian dengan menggunakan fasilitas Satuan Kerja yang bersangkutan dan pembayarannya dilakukan secara berkala.
  2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan,adalah piutang yang timbul dari jasa pendidikan, antara lain: a) Piutang dari Pendapatan Sumbangan Pendidikan dan Sumbangan Pembangunan; b)Piutang dari Pendapatan Uang Ujian Masuk, dan Akhir Pendidikan; c) Piutang dari Pendapatan Uang Ujian untuk Menjalankan Praktik; d) Piutang dari Pendapatan Pendidikan Lainnya
  3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain, antara lain: a) Piutang dari Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh negara (TP/TGR). b) Piutang dari Pendapatan Pengadaan Barang/Jasa ; c) Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji merupakan piutang yang berasal dari selisih kurang pertanggungjawaban pelaksanaan suatu kegiatan/aktivitas; d) Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pemerintah Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah merupakan piutang yang timbul dari tidak dilaksanakannya kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan dalam kontrak terhadap pihak pemerintah

Contoh Piutang


Pada Tanggal 11 November 2013 PT. IKEA menjual barang kepada PT. RISE seharga 25.000.000 dengan termin 2/10, n/30, pada tanggal 15 November 2013 PT. RISE mengembalikan barang kepada PT.IKEA sebesar 1.000.000. Pada tanggal 20 November 2013 PT. IKEA menerima pemabayaran dari PT. RISE sebesar saldo tagihannya. buatlah jurnal!

Nov, 11.  Piutang Dagang                              25.000.000
Penjualan                                            25.000.0000
Nov, 15   Retur dan Potongan Penjualan          1.000.000
Piutang Dagang                                    1.000.000 
Nov, 20   Kas                                               23.520.000
               Potongan Tunai Piutang Dagang          480.000
Piutang Dagang                                   24.000.000

Pembiayaan PTK

Pengertian Gaji


(Mulyadi, 2001, 377) menyatakan Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan seperti manajer. Penggajian dapat diartikan sebagai proses pembayaran upah kepada seseorang atau individu untuk pengganti hasil kerja atau jasa yang telah dilakukan.

Hariandja (2002), yaitu Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.

Pengertian Upah


Menurut undang-undang tenaga kerja no 13 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1 berisikan Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Tingkatan Upah
Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2001 dan keputusan Menteri Keuangan tentang PPh pasal 21 tahun 2003, ada dijelaskan mengenai tingkat upah yang diterima karyawan. Upah yang diterima karyawan dibagi atas beberapa golongan yaitu:
1. Upah harian lepas
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam perkerjaan yang telah ditentukan. Orang yang bekerja dengan upah harian lepas biasanya tidak terikat kerja kepada majikan.
2. Upah pegawai tetap
Upah yang diperoleh seorang berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan dengan jumlah yang diterimanya pun bersifat tetap seperti gaji bulanan.
3. Upah borongan
Upah yang diperoleh seseorang sesuai kesepakatan antara pekerja dengan penyuruh (penyewa) dan besarnya upah yang diterima juga terhantung kesepekatan diantara dua belah pihak, jenis perkerjaan yang telah disepakati ini harus selesai dilakukan tanpa turut campur tangan dari pihak penyewa.
4. Upah Honorarium
Upah yang diterima jika perkerjaan dilakukan dan sedangkan jumlahnya tergantung dari kesepakatan pekerja dengan majikan. Orang yang menerima upah honorium biasanya tidak terikat kerja dengan majikan.

Upah Minimum Regional


Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum.

Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).

Pengertian Tunjangan Karyawan (Kesejahteraan Karyawan)


Menurut Marihot Tua Effendi : merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat yang pemberianya tidak berdasarkan kinerja pegawai,akan tetapi berdasarkan keanggotannya sebagai bagian dari organisasi,serta pegawai yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupanya secra normal dan agar dapat bekerja dengan baik.

Dale Yoder dalam buku yang ditulis Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan : Benefits may be regarded as the more tangible financial contributions to employees. Special payment to those who are ill, contribution to employees savings, distribution of stock, insurance, hospitalization, and private pensions for example. (Kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan di rumah sakit, dan pensiun)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tunjangan karyawan adalah program untuk peningkatan kesejahteraan karyawan (material dan non material) tidak langsung sebagai bentuk balas jasa dalam bentuk selain upah/gaji, seperti pembayaran kepada mereka yang sakit, uang tabungan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan di rumah sakit,dan pensiun.

Jenis-jenis Tunjangan


Contoh jenis tunjangan tetap :
· Tunjangan Keluarga
· Tunjangan Jabatan
· Tunjangan Makan (untuk sebagian perusahaan dihitung berdasarkan jumlah kehadiran)
· Tunjangan lain-lain

Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dikatikan dengan kehadiran atau prestasi kerja.

Contoh jenis tunjangan tidak tetap:
· Tunjangan Transport
· Tunjangan Kehadiran
· Tunjangan Shift
· Tunjangan Perumahan
· Tunjangan Kesehatan


Sabtu, 18 Oktober 2014

Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan


Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. 

·         Jenis dan bentuk Laporan Keuangan

Neraca (balance sheet)

Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan yang.menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:
Staffel (Report Form)
Skontro ( T – Account Form)

Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. Bentuk laporan laba rugi:
1)  Multiple step
Contoh:
Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri. Bentuk laporan rugi-laba Multiple step sebagai berikut:

2)  Single step 
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa. Bentuk laporan Rugi laba single step sebagai berikut:

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu).  Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:
Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik
Adanya laba usaha
Adanya kerugian
Pengambilan untuk keperluan pribadi

Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk (pendapatan) dan arus kas keluar (biaya-biaya). Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup. 

·        
Macam Analisis Laporan Keuangan 

Analisis laporan keuangan mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Analisis keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek

Analisis keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas.

Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.

Cara Perhitungannya :

1.  Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya.
-  Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar =  aktiva lancar
                          kewajiban lancar
-  Rasio Cepat (Acid Test)
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan.
Rasio Cepat =  aktiva lancar – persediaan
                                    kewajiban lancar

2.  Rasio Pengelolaan Aktiva

Rasio pengelolaan aktiva ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga untuk melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang disajikan tidak terlalu tinggi, terlalu rendah.
-  Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio)
Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan perputara persediaan perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran persediaan, maka semakin besar tingkat keberhasilan perusahaan .
Rasio Perputaran Persediaan =   penjualan
                                                         persediaan
-  Rasio Periode Penagihan Rata-Rata (Day Sales Outstanding – DSO)
Rasio ini digunakan untuk menaksir berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan.
DSO =             piutang                 =                      piutang
         rata-rata penjualan/hari        penjualan tahunan/360
-  Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turn over ratio)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya (pabrik, mesin, peralatan, dll.)
Rasio Perputaran Aktiva Tetap =   penjualan
                                                            total aktiva

3. Rasio Manajemen Utang

Pembiayaan perusahaan bisa bersumber dari dua pihak; pembiayaan internal atau pembiayaan dari pihak luar (kreditur) melalui utang. Pembiayaan dengan utang atau sering disebut leverage memiliki dampak yang serius bagi perusahaan jika perusahaan ingin mendapatkan tambahan modal melalui utang. Calon kreditur pasti akan sangat-sangat memperhatikan rasio-rasio ini.
-  Rasio Total Utang terhadap Total Aktiva (debt ratio)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur persentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan oleh kreditur.
Debt ratio = total hutang
 total aktiva
Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (time-interest-earned – TIE)
Rasio TIE ini mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan. Kegagalan memenuhi kewajiban ini akan mengakibatkan adanya tindakan hukum dari pemberi pinjaman. Lebih jauh, kegagalan memenuhi kewajiban tersebut juga mungkin menyebabkan kebangkrutan.
TIE =    EBIT
Beban bunga
-  Rasio Cakupan Beban Tetap (fixed charge coverage ratio)
Fungsi rasio ini serupa dengan rasio kelipatan pembayaran bunga, tetapi rasio ini melihat lebih jauh karena mengakui bahwa ada aktiva perusahaan yang disewa (lease) dan harus melakukan pembyaran dana pelunasan (sinking fund)
Rasio cakupan beban tetap =              EBIT + pembayaraan lease
Beban bung+pembayaran lease+pembayaran dana pelunasan
                                                                                                (1-tarif pajak)

4.  Rasio Profitabilitas

Profitabilitas atau laba adalah hasil dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Hasil dari penerapan strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Rasio profitabilitas  ini menunjukkan pengaruh gabungan dari  likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi.
-  Marjin Laba Atas Penjualan
Rasio ini akan menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam setiap nilai rupiah penjualannya.
Marjin laba penjualan = laba bersih persediaan utk pemegang saham
       penjualan

Rasio BEP (Basic Earning Power)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Rasio ini juga berguna untuk membandingkan perusahaan dengan situasi pajak yang berbeda dan tingkat utang yang berbeda.
Rasio BEP =        EBIT
Total aktiva
Pengembalian atas Total Aktiva (ROA – Return on Asset)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas penggunaan seluruh aktivanya dalam kegiatan operasinya.
ROA = laba bersih persediaan utk pemegang saham biasa
Total aktiva
Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa (Return on common equity – ROE)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.
ROE = laba bersih persediaan utk pemegang saham biasa
Ekuitas saham biasa

5.  Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)

Rasio nilai pasar memberikan manajemen petunjuk mengenai apa yang akan dipikirkan   investor mengenai kinerja perusahaan pada suatu periode serta prospek perusahaan tersebut pada periode yang akan datang. Jika rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen hutang, dan rasio profitabilitas perusahaan baik, maka rasio nilai pasarnyapun akan menjadi tinggi. Lebih jauh, harga saham perusahaanpun akan setinggi nilai yang diharapkan.

-  Rasio Harga-Laba (price-earning ratio)
Rasio ini menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada investor untuk setiap rupiah yang dia tanamkan pada perusahaan.
Rasio Harga-Laba =    harga per saham
laba per saham
-  Rasio Nilai Pasar/Buku (market/book ratio)
Rasio nilai pasar buku ini memberikan indikasi bagi manajemen perusahaan mengenai bagaimana pandangan investor terhadap perusahaan. Perusahaan yang tingkat ekuitasnya tinggi pada umumnya akan menjual sahamnya lebih tinggi beberapa kali dari nilai bukunya.
Rasio nilai pasar/buku =       harga per saham
Nilai buku  per saham
Sumber : analisis manajemen keuangan.pdf diakses pada 16 September 2014 jam 20.30

Seci Harpian School
Laporan Laba-Rugi Januari- Desember


Pendapatan
1. SPP 1000 x 500.000 x 12                                                                6.000.000.000
2. Osis 1000 x 200.000 x12                                                                   200.000.000 +
                                                                                                            6.200.000.000
Biaya-Biaya
1.Gaji guru + pegawai 145.000.000 x 12                                             1.740.000.000
2.Kurikulum 30.000.000 x 2                                                                     60.000.000
3.Pembelajaran 6.000.000 x 10                                                                60.000.000
4.Osis + Ekskul 5.000.000 x 12                                                               60.000.000
5.ATK 1.000.000 x 12                                                                            12.000.000
6.Penyusutan Bangunan                                                                          317.500.000
7.Penyusutan Sekolah                                                                            330.000.000
8.Biaya Promosi                                                                                      50.000.000
9.TAL 10.000.000 x 12                                                                        120.000.000
10.BLL 5.000.000 x 12                                                                           60.000.000 +  
Total Biaya                                                                                         2.824.500.000

 EBIT                                                                                                           3.375.500.000

Bunga 12% x 3.000.000.000                                                                          360.000.000    _
EBT                                                                                                             3.015.000.000

Tax/pph
5%    x 50.000.000                                =     2.500.000
15%  x 200.000.000                              =   30.000.000
25%  x 250.000.000                              =   62.500.000
35%  x 2.515.000.000                           = 880.425.000 +
Tax                                                                                                                 975.425.000  -
EAT                                                                                                             2.039.575.000



Laporan Perusahaan Modal Tahun 2012

Modal 1 Januari                                                                                  16.450.000.000
Pembagian laba/SHU                                                                               750.000.000

Laba tahun 2012                                                                                   2.039.575.000
Modal 31 des                                                                                      18.239.575.000


Neraca per 31/1/2013

Aktiva Lancar
- Kas                        42.750.000                  Utang Lancar                      5.500.000
- Bank                     155.500.000                 Utang JP                      3.000.000.000 +
- Perlengkapan           75.000.000                 Total Utang                 3.005.500.000
- Piutang SPP          125.000.000 +             
 Total aktiva lancar   523.000.000                 Modal                        18.239.575.000       

                                                                    Total Utang + Modal   21.245.075.000
Aktiva tetap
- Gedung                      9.525.000.000
- Penyusutan gedung        317.500.000 _
                                    9.207.500.000
Peralatan                      5.000.000.000
Penyusutan Peralatan       330.000.000 _
                                    4.670.000.000
ATT W                        2.844.325.000
Total Aktiva                21.245.075.000


ANALISIS RASIO KEUANGAN


Rasio Likuiditas
Rasio Lancar
Aktiva Lancar   =  4.523.250.000
Utang Lancar               5.500.000
                        = 822,4 x 100%
                        = 822%

Kesimpulan : Setiap Rp. 882 yang dimiliki oleh sekolah, digunakan untuk membayar Rp. 1 utang yang dimiliki oleh sekolah

Rasio Profitabilitas
Dividen kas      =       750.000.000  = 4,62 %
Laba Bersih          16.000.000.000

Kesimpulan : Dalam 1 tahun, sekolah mendapat laba 4,62 %

Rasio Solvabilitas
Total Utang      =   3.005.500.000  = 14,15 %
Total Harta          21.245.075.000

Kesimpulan : Dari total harta yang dimiliki sekolah 14,15% nya dari utang