Minggu, 14 September 2014

Manajemen Keuangan dalam Pendidikan

Kerangka Kompetensi Abad 21


Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan luasnya pemanfaatan teknologi dan informasi di segala bidang kehidupan, tak terkecuali di bidang pendidikan. Maka dari itu sekolah berperan dalam memperkenalkan siswa pada teknologi terbaru, kolaborasi dalam konteks global yang untuk mengembangkan wawasan yang luas. Selain itu, sekolah harus mampu mempersiapkan siswa dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang terus disempurnakan melalui kegiatan belajar secara berkelanjutan sehingga siswa  memperoleh pengetahuan dan keterampilan terbaiknya.


Menurut sumber 21st century skills, education, competitiveness, partnership for 21st century, 2008, yang termasuk kerangka kompetensi abad 21, ialah:

1. Kehidupan dan Karier

Kompetensi yang meliputi kehidupan dan karier yaitu:
  • Fleksibel dan Adaptif, (menjadikan siswa lebih fleksibel untuk bekerja dimanapun dan cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan maupun suasana baru)
  • Berinisiatif dan Mandiri (menjadikan siswa untuk mengembangkan dan memberdayakan sektor daya pikirnya dan menjadikannya mandiri sehingga tidak tergantung dengan orang lain)
  • Keterampilan Sosial dan Budaya (menjadikan siswa untuk terampil dalam kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berbudaya)
  • Produktif dan Akuntabel (menjadikan siswa menjadi lebih produktif sehingga tidak menjadikan generasi yang konsumtif dan memiliki etika dalam akuntabilitas untuk menghadapi abad 21)
  • Kepemimpinan dan Tanggung Jawab (menjadikan siswa menjadi calon-calon generasi pemimpin dan bertanggung jawab dalam setiap perbuatannya)

2. Pembelajaran dan Inovasi

Kompetensi yang meliputi pembelajaran dan inovasi, yaitu:
  • Kreatif dan Inovasi (menjadikan siswa lebih kreatif dalam pola pikirnya untuk menciptakan ide-ide baru dan mampu berinovasi dalam  menghasilkan solusi, gagasan baru, dan produk baru untuk kepentingan dirinya dan orang lain dalam menciptakan hidup yang lebih baik di abad 21)
  • Berfikir kritis menyelesaikan masalah (menjadikan siswa mampu mensikapi ilmu dan pengetahuan dengan kritis, dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam proses kegiatan belajar sebagai wahana berlatih menghadapi permasalahan yang lebih besar dalam kehidupannya)
  • Komunikasi dan Kolaborasi (menjadikan siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi, mengakses, memanfaatkan dan memgoptimalkan perangkat dan teknik komunikasi, serta berkolaborasi untuk mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan sinergi)


3. Informasi, Media, dan Teknologi

Kompetensi yang meliputi Informasi, Media, dan Teknologi yaitu:
  • Melek Informasi (menjadikan siswa terbuka terhadap setiap informasi yang ada)
  • Melek Media (menjadikan siswa terbuka terhadap perkembangan media yang ada)
  • Melek TIK (menjadikan siswa terbuka terhadap perkembangan TIK)

Kerangka ini menunjukan bahwa berpengetahuan (memiliki core subjects) saja tidak cukup, harus dilengkapi: 
  1. kemampuan berkreatif, 
  2. kritis.
  3. berkarakter kuat (bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif), disamping itu didukung dengan kemampuan.
  4. memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.

Terdapat 4 Pilar Pendidikan menurut UNESCO, yaitu:

  1. Learning To Know, yaitu tidak hanya memperoleh pengetahuan tapi juga menguasai teknik memperoleh pengetahuan tersebut. Pilar ini berpotensi besar untuk mencetak generasi muda yang memiliki kemampuan intelektual dan akademik yang tinggi. pilar ini juga menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan sebagai informator, organisator, motivator, diretor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator bagi siswanya, sehingga peserta didik perlu dimotivasi agar timbul kebutuhan terhadap informasi, keterampilan hidup, dan sikap tertentu yang ingin dikuasainya. 
  2. Learning To Do, yaitu menyiratkan bahwa siswa dilatih untuk sadar dan mampu melakukan suatu perbuatan atau tindakan produktif dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Terkait dengan hal tersebut maka proses belajar-mengajar perlu didesain secara aplikatif agar keterlibatan peserta didik, baik fisik, mental dan emosionalnya dapat terakomodasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
  3. Learning To Live Together, yaitu merupakan tanggapan nyata terhadap arus individualisme serta sektarianisme yang semakin menggejala dewasa ini. Fenomena ini bertalian erat dengan sikap egoisme yang mengarah pada chauvinisme pada peserta didik sehingga melunturkan rasa kebersamaan dan harga-menghargai. Memahami, menghormati dan bekerja dengan orang lain, mengakui ketergantungan, hak dan tanggungjawab timbal balik yang melibatkan partisipasi aktif warga, tujuan bersama menuju kerekatan sosial, perdamaian dan semangat kerjasama demi kebaikan bersama.
  4. Learning To Be, yaitu perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar mampu memiliki rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Pengembangan dan pemenuhan manusia seutuhnya yang terus “berevolusi”, mulai dengan pemahaman diri sendiri, kemudian memahami dan berhubungan dengan orang lain. Menguak kekayaan tak ternilai dalam diri.

Adapun dalam pengelolaan pendidikan dibutuhkan proses pembelajaran Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK), yaitu;

  • Eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk membuat rencana untuk membangun pengetahuan dasar siswa. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk Reading skills, siswa diperkenalkan kosakata yang akan dipakai dalam teks. Atau dilakukan review vocabulary untuk mengetahui kemampuan awal siswa sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran reading.
  • Elaborasi adalah kegiatan inti pembelajaran. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris reading skills siswa diminta melakukan serangkaian kegiatan misalnya menjawab pertanyaan tentang isi teks, menemukan pokok pikiran atau informasi detil dari bacaan.
  • Konfirmasi merupakan tahap akhir dari pembelajaran. Pada bagian ini guru memberikan feedback terhadap para peserta didik. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris Reading Skills, guru memberikan penguatan atau pembetulan error yang dilakukan siswa selama kegiatan belajar mengajar.